pesantren berkualitas

Pondok Pesantren Al-Jihad Nanga Tapuai – Pesantren adalah salah satu wadah pendidikan islami yang sudah tidak asing ditelinga, tentu peranan pesantren ini dapat membantu orang tua dalam mendidik anaknya menjadi pribadi yang sopan dan memiliki moral yang baik kepada orang lain. Meskipun tidak ada kriteria yang pasti, tetapi Pesantren ini memiliki beberapa unsur yang khas akan pondok pesantren modern seperti

1. Pesantren modern ini lebih menekankan pada bahasa asing yaitu bahasa arab atau juga bahasa inggris dalam
2. Memiliki sekolah formal yang dibawah kurikulum Diknas atau Kemenag
3. Penguasaan / porsi terhadap kitab kuning yang sedikit.
4. Pesantren Modern tidak lagi memakai sistem pengajian tradisional (sorogan, wetonan & bandongan)
5. Lebih sering memakai buku-buku literatur bahasa Arab 
6. Secara administratif hampir seperti administrasi sekolah-sekolah formal, misalnya pendaftaran dengan sistem seleksi sehingga tidak semua calon santri diterima, biaya masuk umumnya lebih tinggi dan lain lainnya.

Itulah beberapa ciri khas dari pesantren modern yang digunakan kebanyakan sekarang ini. Daftarkan putra putri Anda segera Di Pondok Pesantren Al-Jihad Nanga Tapuai.

Info Pendaftaran

Isi Formulir Berikut : Formulir Pendaftaran

Jika Ada Pertanyaan lain seputar pendaftaran hubungi segera nomor dibawah ini, atau langsung mengunjungi pesantren Pondok Pesantren Al-Jihad Nanga Tapuai.

Telepon           : 0823-9713-7653

WhatsApp       : 0823-9713-7653

Alamat         : Jalan Mayjend H. Parjoko S. No. 7, Nanga Tepuai, Kecamatan Hulu Gurung, Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat.

Pada saat Ini Indonesia sedang berada dalam kondisi krisis moral, peran pesantren sebagai lembaga pendidikan yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan nilai-nilai moral harus menjadi peran yang sangat penting dalam membangkitkan reformasi gerakan moral bangsa. Dengan begitu pembangunan tidak akan menjadi kering dari nilai nilai kemanusiaan di kehidupan sehari –hari mereka.

Pesantren pada umunya bersifat mandiri & tidak tergantung pada pemerintah atau kekuasaan yang ada di Indonesia. Dengan sifat kemandiriannya ini Pondok pesantren tetap bisa memegang teguh kemurniannya sebagai lembaga pendidikan islam. Pesantren ini tidak mudah dimasuki oleh aliran / paham manapun yang tidak sesuai dengan ajaran islam.

Pondok Pesantren Al-Jihad Nanga Tapuai memegang teguh keaslian pendidikan agama yang akan teruskan kepada generasi berikutnya dengan bantuan pembimbing santri yang hebat dalam membina santri-santrinya. Pondok Pesantren Al-Jihad Nanga Tapuai juga memiliki pola pembinaan yang berbeda, Pola pembinaan yang digunakan dalam proses pendidikan dan pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Jihad Nanga Tepuai terbagi menjadi dua macam, yaitu

1. Pertama, pembinaan yang dilakukan kepada para santri pada saat jam belajar formal di dalam kelas, yaitu dari jam 07.00 – 13.30.
2. Kedua, pembinaan yang dilakukan kepada para santri di luar jam belajar formal, yaitu dari jam 13.30 – 07.00 pagi.

Pembinaan santri pada saat proses pembelajaran formal di kelas ditangani oleh Kepala-kepala Sekolah (Madrasah) beserta jajarannya seperti Kepala MTS, Kepala Madrasah Aliyah dan wakilnya, Bagian Pengajaran, Guru BP, dan seluruh staf pengajar. Pola Pembinaanin ini lebih mengutamakan pencegahan agar santri tidak melakukan berbagai palanggaran, dibanding mereka melakukan perbaikan setelah terjadinya pelanggaran yang mereka lakukan nantinya. Pada pola pembinaan ini menuntut kepada kepala madrasah atau sekolah & para guru lebih aktif terhadap peserta didik, agar pada pembinaan ini dapat mencapai hasil yang maksimal.

Adapun pembinaan santri di luar jam belajar formal berada di bawah tanggung jawab bidang Kepondokan/Pengasuhan dan seluruh Guru dan Pembina dalam (guru yang tinggal di asrama pesantren). Pola Pembinaan ini waktunya lebih panjang, dan juga dari segi  mekanismenya lebih rumit karena mencakup seluruh kehidupan santri, mulai dari keluar sekolah siang sampai masuk kelas pagi pada hari berikutnya.

Unsur yang utama dalam pembinaan ini adalah uswah hasanah atau bisa disebut tauladan yang baik dari pembina. Para pembina, baik itu Ustadz/Ustadzah maupun dari pengurus organisasi santri juga harus memberikan contoh yang baik kepada seluruh santri. Karena seluruh kehidupan yang dilihat, didengar dan dilakukan oleh mereka adalah pendidikan untuk mereka.